Tamparan Halus

Pernah merasa 'ditampar' secara halus gak?
Saya pernah. Sering malah! 
Bukan ditampar secara fisik ya, tapi secara kiasan. 

Dan salah satunya terjadi beberapa tahun silam pada 2009. Saya masih kelas 2 SMP ketika itu dan sedang menjalani proses kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan untuk OSIS.

Saat itu, waktu sudah hampir masuk Dhuhur. Sebuah pematerian yang saya lupa temanya dimulai, setelah kegiatan dibuka dengan bismillah dan salam, semua peserta diminta untuk berdiri. Intro musik dengan ‘hype’ tinggi mulai mengalun. Kepala kami bergoyang mengikuti irama musik yang memang bikin kita jadi ingin sekali bergerak. Kebetulan ruangan itu didukung dengan audio-visual yang cukup OK. Pada layar di depan kami, muncul beberapa instruksi untuk melemaskan otot-otot kami. Beberapa gerakan pemanasan dilakukan. 


foto: ilustrasi

Dengan handalnya, sang pemateri membawa kami pada sebuah perasaan senang yang bergitu bergejolak. Bersama hentakan musik, kami melompat-lompat riang. Berteriak sekuat tenaga untuk melepas penat dan suntuk karena berada dalam ruangan sejak 2 jam sebelum bunga pukul sembilan mekar. Pemateri yang super asyik itu menambah suasana seru dengan gaya bicaranya yang menggebu-gebu. Semua diminta untuk mengekspresikan rasa senangnya masing-masing. Gerakan pemanasan dan bergantian memijat bahu sudah dilakukan. Semua orang senang, kami tertawa, semua muka berseri.Tiga menit berlalu. Musik mulai mengalun pelan. Layar didepan kami mulai redup. Kami semua diminta untuk kembali duduk. Beberapa tawa cekikikan masih terdengar, sampai suasana benar-benar hening dan diantara music yang mengalun, dengan suaranya yang terdengar begitu bijak sang pemateri bertanya:

“Adik-adik…… wah, sudah segar kembali ya semuanya! Nah… diantara kalian disini, yang saat 3 menit tadi saya minta untuk mengekspresikan rasa senang, adakah diantara kalian yang dalam pikirannya mengingat Allah subhanahuwata’ala?"


Hening... 


"Ada?" 


Sepi. 


"Adakah diantara adik-adik semua yang tadi sambil melompat dan berteriak mengekspresikan kegembiraaan sambil di dalam hati atau pikirannya mengingat Sang Pencipta kita? Meski hanya sedetik?" 


Tak ada sahutan. Tak ada yang mengacungkan tangan. Tidak satupun, dari 30 lebih kepala santriwati berbalut kerudung putih di dalam ruangan itu. 

Seketika saya ingin menangis!😭



📄


Gimana dengan para pembaca sekalian? Sering merasa " ditampar" dengan halus juga gak?