Supervisi kedua! Diawasi senior kampus UPI

Bismillaahirrohmanirrohim
Alhamdulillaah wa maasyaa fa'ala

"Besok ada pengawas datang ke sekolah. Tolong siapkan perangkat, bla bla bla"


Telepon yang kemarin malam saya terima itu, berakhir dengan; hari ini saya di supervisi (lagi) di kelas.
Tentu saja bukan sesuatu yang wah, tetapi saya ingin cerita karena saya merasa lucu, senang juga mendapatkan hal baru.

Kalau dihitung-hitung saya baru satu tahun lebih 4 bulan jadi guru Bahasa Inggris resmi di MTs Hidayatullah. Tetapi ini adalah kali keduanya saya diminta untuk ikut supervisi. Iya. Saya pernah disupervisi bahkan di minggu ketiga saya mengajar di sekolah ini. Masih baruu sekali. Siswa dalam kelas saja belum saya hafal namanya semua. Padahal saya tidak punya beban wajib mengajar saat itu, di kelas yang disupervisi. Bahkan, kelas saya yang disupervisi tadi pagi pun, bukanlah kelas yang masuk ke beban wajib ngajar saya

Ditambah lagi sekarang jam saya semakin dikurangi karena ada guru sertifikasi yang harus dipenuhi jamnya. Jadi kalau di dalam akun simpatika, saya hanya punya beban jam mengajar 4 jam alias cuma dapat 1 kelas, tetapi pada realitanya, saya mengajar Bahasa Inggris dengan total 12 jam,  alias jam orang lain pun jadi tanggungan saya. Hahaha.

Lucu karena saya merasa senang saja mengajar. Tetapi lucu juga karena dibandingkan guru sertifikasi yang disupervisi, malah saya, anak kemarin sore yang tiba-tiba kemarin malam diberi kabar untuk menyiapkan perangkat karena besok ada pengawas yang ingin masuk.

Dengan agak berat karena seperti yang saya bilang kalau besok itu bukan kelas Bahasa Inggris saya, tetapi saya Bismillaah lalu otak-atik RPP dan Alhamdulillaah... Pagi tadi saya di supervisi oleh pengawas kami yamg super sabar; ustadz Samhudi, S. Pd., M. Pd.

Sebelum masuk kelas, saya dipanggil oleh kepala sekolah untuk mengobrol dengan ustadz Sam. Antara bingung harus ngomong apa, saya duduk saja menghadap. 2 menit berlalu dengan saya menjawab beberapa pertanyaan singkat, sampai ustadz Sam menanyakan di mana tempat saya berkuliah, akhirnya kami punya hal menarik pertama untuk diobrolkan, karena ternyata, beliau juga lulusan UPI alias Universitas Pendidikan Indonesia pas masih versi IKIP. 
Sebenarnya saya sudah tau, sih saat beliau  memperkenalkan diri di awal kegiatan sekolah pelatihan pembuatan perangkat sekolah. Tapi saya tetap saja senang. Berasa dapat temen seperguruan di tanah rantau, eh senior deng. Wah, jadi ceritanya kali ini saya akan disupervisi senior dong!

Tetapi, justru karena kami sama-sama mengenyam S1 di UPI, saya jadi deg-deg an. Takut ekspektasi beliau terhadap saya tinggi sekali namun saya tidak mencapai ekspektasi itu di kelas. 

Kami masih mengobrol banyak tentang UPI juga pengalaman beliau mengajar, karena kelas yang akan disupervisi ada di jam ke 3 alias setelah istrahat. 
Menyenangkan sekali karena kebanyakan orang-orang yang saya temui di sini, tidak tau tentang UPI, jadi begitu ketemu orang yang pernah kuliah di sana juga itu jadi... you know that feeling lah ya.

English is fun!

Bahasa Inggris itu menyenangkan. 
Itu yang selalu saya siratkan dalam pembelajaran yang saya ampu.

Sebelum supervisi dimulai, saat jam istrahat, saya berpesan pada mereka bahwa "hari ini akan ada pengawas yang akan ikut masuk kelas kita, jadi yuk kita belajar aktif ya."
Dan saya memulai kelas dengan perasaan PD luar biasa. Entah kenapa. Hahaa

Tema kami kali ini adalah tentang animals and their habits. Setelah membukan kelas dengan presensi, sedikit nyanyian sapaan pagi, dan menanyakan kabar mereka, saya pun mulai memberi stimulus pada mereka dengan gambar hewan-hewan yang telah saya kelompokkan kategori kebiasaan mereka (Berenang, terbang, merayap, melompat, dan berjalan/berlari)
Saya juga meminta maaf karena media gambar yang saya sediakan agak sedikit buram karena tinta warna printer yang saya gunakan mengalami error.

Setelah mengamati selama beberapa menit, saya mulai drilling vocabularies baru pada mereka, mulai dari hanya bentuk kata, kalimat, lalu pertanyaan dan respon atas pertanyaan. Menyenangkan sekali karena hari itu mereka semua aktif dan mengikuti pembelajaran dengan baik.

Setelah 30 menit --sedikit lebih mungkin, saya meminta mereka berekplorasi dengan membagi mereka ke dalam bentuk kelompok lalu menuliskan apa saja yang mereka pikirkan dan fakta yang mereka ketahui ketika melihat gambar-gambar dari hewan yang telah saya bagikan ke masing-masing kelompok.

Kata senior tentang cara saya mengajar

Tepat ketika instruksi saya untuk kegiatan eksplorasi dimulai, ustadz Samhudi sudah terlihat membereskan file RPP di atas mejanya yang saya serahkan sebelum kelas di mulai.

Beliau mengangkat kursinya yang kami siapkan di belakang kelas, menuju ke meja guru yang saya tempati. Lalu duduk berseberangan dengan saya.
"Di sini saja ya."
"Ya ustadz."
 "Saya rasa cukup sampai di sini."
Saya sedikit kaget. Apakah ada yang salah dengan cara saya mengajar selama beberapa menit tadi?

"Ya, cukup sampai sini saja saya melihat pembelajarannya. Saya rasa sudah bagus. Tidak, tidak. Bukan bagus saja, bagus sekali"
Ya Allaah. Hampir saja saya menangis.

"Bagaimana ust? Apakah ada saran dan masukan dari ustadz?"
"Sudah bagus saya rasa. Tetapi, untuk RPPnya... Sebenarnya ada yang lebih simpel ya"
"Iya ust. Ini saya pakai format lama. RPP yang pernah saya bikin waktu PPL"
"Oo, iya. Sebenarnya sudah bagus. Hanya saja biar lebih irit kertas ya."
"Siap ust. Yang RPP satu lembar ya ust?"
"Iya. Jadi tujuannya itu. Mengurangi kertas."
"Saya merasa puas. Kelas dan materi dikuasai. Interaksi dengan siswa juga dibangun, siswa-siswanya aktif."
Senang sekali mendengar kalimat itu dari beliau


"Bagaimana ya. Saya ingin bikin kegiatan. Jadi nanti ibu yang isi."
"Maksudnya bagaimana, ust?"
"Jadi kita bikin kegiatan nanti ya. Bilang saja kegiatan dari saya. Tapi nanti ibu yang isi. Biar kita sama-sama mengajak teman-teman guru yang lain untuk melakukan yang seperti ini juga."

Antara kaget dan belum bisa mencerna dengan baik apa yang ustadz bilang, saya katakan saja "Iya ust"
"Ya, bisa ya."
"InsyaaAllaah."

Berharap bisa melakukan lebih 


Banyak nasihat yang sempat beliau sampaikan saat mengobrol di perkenalan tadi. Tentang bagaimana seharusnya guru memposisikan diri sebagai seorang penyampai pesan, yang mana sang penerima pesan atau murid harus dibuat mengerti apa yang kita sampaikan.
Dan semua itu tidak bisa dipungkiri bahwa berkaitan erat dengan sarana dan fasilitas. Kita bisa saja bilang bahwa guru harus kreatif dengan fasilitas yang apa adanya. Tapi zaman sekarang ini berbeda. Jadi mau tidak mau, harus diadakan.

Rasanya ingin mengobrol lebih banyak dengan orang-orang berpengalaman yang suka bicara tentang pembelajaran di dalam kelas.

Terimakasih ustadz Samhudi. Terimakasih senior satu kampus. 
Alhamdulillaah

Batakte, 04 November 2021
18:08 WITA