Keluar dari kultur yang salah - 1

"Ya... Kita kan dari dulu biasanya begitu"
"Jangan samakan di sini dengan di sana"
"Kita ni tidak tau apa-apa jadi..."

Tiga diantara beberapa kalimat yang 1 tahun terakhir ini tidak jarang mampir di telingaku. Satu, dua, tiga, sepuluh, dua puluh, puluhan kali. Datang sebagai respon-respon atas satu atau beberapa perubahan baru yang terjadi. Sebagai bentuk verbal dari penegasan sikap bahwa penuturnya berada pada pihak menolak perubahan-perubahan tersebut. Bahwa perubahan yang terjadi adalah hal yang tidak patut.

Yang saya herankan, penolakan-penolakan ini bukannya datang karena perubahan yang terjadi tidaklah baik. Mereka justru hadir ketika perubahan yang sedang terjadi adalah beberapa upaya menuju kebaikan. Atau, mungkin itu hanya dari kacamata saya saja ya? Bahwa yang sedang kami lakukan adalah baik dan telah diperbincangkan alasannya. -- Iya. Sepertinya memang hanya dari kacamata saya -kami- yang memang mengharapkan perubahan kecil karena memang, hey! kita semua terus bergerak dan berubah, bukan?
Dan untuk mewujudkan itu, kita harus sama-sama kerjasama. Bukan hanya kerjanya yang sama, tapi sama-sama bekerja untuk mencapai tujuan tersebut. Bukannya menyerah pada keadaan, bukannya membiarkan hal yang salah terus berlarut-larut. Daripada kemudian saling membicarakan di belakang, kenapa tidak mulai melakukan hal-hal kecil yang akan berdampak besar nantinya.

Ya Robb....
Bismillaah, semoga hati ini selalu kuat. Jika ini adalah jalan baik dan terbaik, maka istiqomahkanlah kami.

Mon, October 04
01: 07