Nonton 'The Interview': Drama Gambaran Media Massa Zaman Now

11 Desember 2018

Kayaknya tulisan ini, isinya mau nulis kegiatan hari ini saja deh. Hehe. Soalnya rada aneh kalau nge-review dramanya sekarang, tapi rekamannya belum ditayangkan di YouTube. Berasa kurang afdhol aja kalau sudah publish reviewnya duluan.


Jadi.... hari ini, saya dan teman-teman janjian untuk ketemuan di pintu masuk Auditorium A FPBS UPI dan sama-sama  menonton sebuah drama yang akan dimainkan di siang menjelang sore. Drama ini persembahan dari kelas 7A 2015 Departemen Bahasa Inggris. Ya, seperti biasanya di tiap tahunnya memang Departemen Bahasa Inggris menampilkan dua sampai empat drama sebagai hasil tugas akhir dari kelas Exploring Drama.

Jam 2:30 ketika pintu Auditorium dibuka, kami berbaris mengantri dan diminta untuk menuliskan nama, asal perguruan tinggi, lalu email dan tanda tangan. Sepotong kertas kecil dibagikan pada setiap orang yang akan masuk menonton. Saya tidak sempat bertanya, kenapa kami harus membubuhkan email disana, apakah nanti akan dapat sertifikat sudah menonton drama? Ehehee...




Seperti settingan ruangan theater di Audit A yang sudah-sudah, ruangan selalu temaram dan hanya ada lampu theater yang menyoroti panggung utama pentas. 

"Oh, setting-an tempat makan nampaknya." Batin saya. 

Sebenarnya saya kurang memperhatikan apa yang tertulis diatas kertas kecil yang dibagikan pada para penonton di pintu masuk, tapi saya akhirnya penasaran, begitu drama sudah berjalan pada scene kedua dimana seorang perempuan muncul di bar dan duduk lalu berkeluh-kesah disana.

Yup! Setting-an yang tadi kukira tempat makan itu, ternyata sebuah bar setelah lampu theater lainnya menyoroti lemari-lemari dan meja penuh botol bir dan wine. Diantara temaram lampu theater saya coba baca isi kertas itu dan baru tau kalau judul drama yang sudah mulai dimainkan berjudul “The Interview”

Cukup menghibur. Dramanya dimainkan dengan beberapa selipan komedi, dan semua penonton tertawa setiap hal-hal lucu dilontarkan oleh para pemain. 

Eeeh, tapi teman disebelah saya yang memang bukan peminat drama bergenre seperti ini, sudah mengeluh bosan, bersandar-sandar di bahu saya, dan terus bertanya kapan drama akan berakhir, padahal baru juga 10 menit dimulai, dan juga dia yang ngajak saya nonton -,- hemmm. 

Dengan durasi sekitar satu jam, drama ini benar-benar meninggalkan kesan yang mendalam tentang penggambaran media massa zaman sekarang ini.



Pada kertas kecil ditangan saya, tertulis bahwa:
The Interview ini adalah sebuah one-act drama yang berisi tentang kritik penulisnya, Octave Mirbeau, tentang bagaimana media massa mencampur-adukkan kebenaran di tahun 1890-an.

Wah. Thumbs up! Terasa betul kritikannya Sir Mirbaeu!
Kalau dilihat-lihat dari namanya sih sepertinya beliau orang Prancis. 

Nah... Dibawah ini foto yang sempat diabadikan di hp saya, hasil ngemis ke teman yang duduknya agak ditengah kursi penonton, supaya hasil fotonya bisa pas ditengah, tapi tetap aja miring karna kami kebagian duduk di sayap kanan. 





Chapuzot dan 2 orang jurnalis dari The Movement


Rangkuman cerita:
Chapuzot hidup sebagai seorang bartender biasa di sebuah bar miliknya di Montmare. Setiap harinya, ia melakukan pekerjaannya sambil mendengarkan setiap cerita dari para pelanggannya. Namun, suatu hari bar-nya dikacaukan oleh kedatangan dua orang Jurnalis yang menginterview-nya dengan pertanyaan yang sangat tidak mengerti oleh Chapuzot. Tidak masuk di akalnya. Karena semua pertanyaan yang diajukan padanya adalah pertanyaan-pertanyaan tentang hal-hal yang tidak berkaitan dengan dirinya, namun seolah-olah itu adalah dirinya.
Ada beberapa kalimat yang dilontarkan oleh sang jurnalis yang terus terngiang-ngiang di kepala saya seusai menonton drama ini. Kalimat yang menggambarkan betapa kuatnya pengaruh media massa pada kehidupan.

The press is a powerful force, Chapuzot. You cannot deceive the press. And I am the Press, Chapuzot. Twelve Million Readers!

The press is the great modern force…. The great educator…. The universal consciousness… She denounces... judges and condemns!

The Press, Chapuzot! Stands alone… above all else… police, justice, et cetera. It rewards, punishes, forgives! Depending on the price that one pays. The press is everything.

Bonus foto bersama teman-teman sebelum menonton: