Ngomong tentang curiga, waspada, su'udzon

Kalian tau apa itu curiga?
Tau pengertian dari suudzon?
Tau apa itu waspada? 

Oke, kalau belum tau... Ustadzah kasih tau ya biar kalian tau. Ustadzah tidak akan menjudge kalian, "ih masa tidak tau. Anak pesantren kok tidak tau." Tidak. Karena bisa saja kalian memang tidak tau karena belum pernah dapat materinya, belum pernah dengar atau belum pernah belajar. 
Ustadzah tidak akan bilang percuma jadi anak pesantren, percuma sekolah tinggi-tinggi, tapi itu saja tidak tau. 
Oke, jadi curiga adalah, ini ustadzah ambil di KBBI ya. Apa itu KBBI, banaat? Kamus Besar Bahasa Indonesia.
-Curiga artinya berhati-hati atau berwaswas. Contoh kalimat: kita harus tetap curiga *karena* banyak pengacau yang berkedok sebagai pembela bangsa.
-Yang kedua su'udzon. Su'udzon adalah buruk sangka. Berasal dari kata su'u yang berarti jelek dan dzon yang berarti prasangka. Su'udzon adalah prasangka buruk yang tidak berdasar dan jika dijelaskan pun ia tidak bisa ditepis. Su'udzon menimbulkan rasa dengki, perasaan tidak senang, memicu keretakan persaudaraan dsbg. Ustadzah ambil dari mana? Dari kajiannya Buya Yahya. Tau Buya Yahya tidak? MaasyaaAllaah beliau itu ahlinya adab Islam di indonesia ini. Baarokallaaah.
-Terakhir, waspada. Arti waspada di KBBI adalah: berhati-hati dan berjaga-jaga; bersiap siaga. Contoh: kita harus selalu awas dan waspada terhadap bahaya narkotik. *Karena* narkotika dapat merusak masa depan bangsa.

Oke sudah ya perbedaan pengertiannya sudah ustadzah paparkan. Kita garis bawahi.
Curiga: hati-hati/was-was.
Waspada: berhati-hati/berjaga-jaga.
Su'udzon: prasangka buruk tidak berdasar.

Jadi curiga dan waspada itu dibutuhkan karena sudah ada indikasi atau penyebab, hal-hal yang menunjukkan pada sesuatu yang dicurigai atau diwaspadai tersebut. 
---Air di parit naik 1 meter, petugas mengumkan agar warga Depok waspada banjir.
---Kafe sangat gelap, tetapi banyak pengunjung, satpol curiga ada aktivitas ilegal
Begitu kan kalian biasa liat di judul-judul berita.
Atau kalian liat begini,
---Hujan terus-menerus disertai angin, petugas su'udzon akan ada banjir bandang. 
Atau,
---Ada ratusan kaleng cat dikirim ke sel nomor 112, petugas berprasangka buruk itu adalah narkoba

Iya? Begitu? Tidak kan
Ilustrasi Ghibah. Sumber: Suara Kampus

Kalau waspada dan curiga itu ada sebabnya. Bisa jadi karena ada hal-hal yang mengarah kepada sesuatu yang dicurigai, atau memang sudah pernah ada kejadian yang diawali oleh hal yang dicurigai atau diwaspadai tersebut.
Jadi kalau kalian senyam-senyum atau ngobrol hal-hal yang lebih kepada "main gila" kalau kata orang Kupang sama para pengendara motor yang lewat lalu di tegur, itu bukan berarti su'udzon tapi mewaspadai agar tidak ada orang iseng yang lalu-lalang menggoda para santriwati lagi. 
Jadi kalau kalian bergerombolan ke kelas, nongkrong-nongkrong lalu ada anak putra yang juga ikut masuk. Terus ditanyakan atau dimintai keterangan, itu bukan su'udzon tetapi memang diwaspadai, dicurigai kalian itu ngobrol atau bertukar sesuatu dengan santri putra.
Kan hal-hal yang diwaspadai dan dicurigai tersebut sudah ada dalam peraturan atau sudah pernah ditegur dan dilarang. Jadi ketika dimintai keterangan seperti itu berarti orang itu berusaha tabayyun. Mencari tau, mencari kejelasan. Bukan su'udzon! Tapi kalaupun penjelasan kalian masih terasa mencurigakan ya itu pasti karena ada sebab-sebabnya. Kalian kalau ditanyai, jelaskan. Bohong atau tidaknya kalian, itu Allaah yang tau, malaikat yang catat, dan akan terbuka seiring waktu berlalu.

Oke jadi sampai sini sudah paham ya. Inti dari ustadzah ngomong ini semua adalah. Ustadzah-ustadzah di sini itu curiga. Waspada. Kalian melakukan hal-hal dan gerak-gerik yang tidak biasa, ya ustadzah curiga dong. Kalian melakukan sesuatu yang terasa janggal ya sudah pasti ustadzah waspada. Bukan su'udzon sama kalian. Su'udzon itu kan dosa. Ustadzah tidak ada yang mau cari dosa. Jadi kalau masih saja kalian omong bilang ustadzah su'udzon sama kalian, begini begitu. Tidak apa-apa.
Ustadzah tidak peduli, apa yang kalian katakan di belakang ustadzah. Ustadzah tau kalian semua tu tidak suka ustadzah, suka membicarakan kejelekan ustadzah. Bukan ustadzah saja, tapi mungkin hampir semua ustadzah karena memang mau apa yang dilakukan itu baik atau buruk, kalau sudah tidak suka, pasti ada aja komentar jeleknya. Ustadzah tidak peduli. Yang ustadzah tau, ustadzah di sini berusaha mengajar dan menjalankan peraturan yang sudah ditetapkan.

Ini yang namanya perlu tuli itu. Bukan berarti tuli pura-pura tidak dengar semua yang dibilang orang. Tapi pura-pura tuli terhadap hal-hal yang menghambat proses kerja kita.

Tidak apa-apa, bicarakan saja. Allaah yang tau yang kalian biacarakan itu benar atau tidak, jelek atau baik, ghibah atau tidak. Allaah yang tau, malaikat yang mencatat. Ustadzah bersyukur ustadzah yang banyak dosa ini bisa dapat pahala dari kalian-kalian yang banyak pahalanya lalu duduk "membicarakan" ustadzah. Enaknya eh, ustadzah duduk lagi ngetik-ngetik di kamar, eh pahala ngalir dari kalian. MaasyaaAllaah. Bersyukur sekali ustadzah, pahala kalian yang sudah susah payah bangun sholat lail. Pahala kalian yang lari terburu-buru untuk mendapat jama'ah dan tidak masbuk. Alhamdulillaah.

Wallaahu a'lam bishshowaab.