Jatuh Hati Pada Kegiatan Mengajar


Mengajar.
Ada empat makna:
-Memberi pelajaran.
-Melatih, membentuk, membimbing, memimpin, menangani, menasihati, menatar, mendidik, mengarahkan, mengasuh, mengemong, menggembleng, menggodok, menggurui, mengomeli, menguliahi, menunjuki, menuntun, menyuluh.
-Membiasakan, membudayakan.
-Memarahi (memukuli, menghukum, dsb) supaya jera.
Guru:
Orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar.

Berarti guru adalah orang yang memberi pelajaran, melatih atau bahkan memarahi orang yang diajarnya.
Tapi… mari keluar dari makna memarahi-nya.
Kita akan fokus pada pengertian bahwa mengajar adalah hal memahamkan orang tentang sesuatu.
Dalam kehidupan sehari-hari, di luar profesi sebagai seorang guru di lembaga pendidikan, kita semua mungkin pernah mengajari sesuatu pada seseorang. Kegiatan yang bisa saja disukai ataupun tidak. Karena yang namanya mengajar, bisa saja mengasyikkan juga membuat jenuh.
Saya sendiri suka sekali mengajar. Mengajar hal yang saya tau dan saya suka tentu saja.
Mengajari ibu saya cara mengoperasikan smartphone misalnya. Hehe~
Atau mengajari orang lain cara mengucapkan event dengan benar.
Saya tidak tau sejak kapan saya jadi orang yang sangat menyukai kegiatan mengajar.
Mungkin saat menjalani masa kuliah dan menyadari bahwa saya akan menjadi seorang tenaga pendidik.


Tapi, sepertinya jauh sebelum itu…
Saat SD misalnya. Saya suka sekali ketika seorang guru menunjuk saya untuk mengajari sesuatu kepada teman yang belum bisa. Ataupun sekadar bertindak sebagai seorang guru yang mendiktekan buku catatan milik guru pada teman seisi kelas ketika guru tidak masuk. Yup! Metode sekolah zaman old yang pernah saya rasakan.
Saat SMP, ketika belajar malam bersama dan membahas suatu soal. Saya akan bersemangat sekali dengan spidol dan papan menjelaskan pada teman-teman jawaban yang telah berhasil saya dapatkan. Well, mungkin kita semua seperti itu.
Saat SMA, ketika ustadz di pesantren menunjuk saya untuk menjadi guru Bahasa Arab sementara untuk junior di SMP, saya senangnya bukan kepalang! Langsung terpikirkan metode apa yang harus saya pakai, bagaimana saya begini dan begitu di kelas.
Barulah saat duduk di bangku kuliah, saya mempelajari dunia mengajar lebih banyak dari sebelumnya dan mendapati bahwa saya jatuh hati dengan kegiatan mengajar.
Saya jatuh hati dengan proses mengajari seseorang untuk memahami sesuatu.
Saya jatuh hati dengan proses mengajari ibu saya mengoperasikan smartphone yang kadang bikin ketawa sampai gemas-gemas sendiri. Hehe~
Saya jatuh hati dengan kegiatan dan proses mengajar mereka dikelas sampai pada mengetes dan mengetahui pemahaman mereka untuk kemudian mengajari materi yang lainnya lagi.
OK.
Dicatat ya,
(Proses) Mengajar.
Tanpa tetek-bengek administrasi membuat ‘buku rapor’ ketika menjadi seorang tenaga pendidik. Hahaha. (Mau enaknya aja emang!😅)
I mean. Saya tentu saja senang mencatat perkembangan siswa. Tapi untuk catatan pribadi dan ‘buku rapor’ itu beda dong ya. :’D
Hmm. Mungkin ini juga hal yang banyak dirasakan para tenaga pendidik di lembaga pendidikan formal.
Bagaimana dengan kalian wahai para tenaga pendidik?



📚